Gerakan Pengendalian OPT Blas pada Tanaman Padi di Kelurahan Nangkaan, Bondowoso
Dalam upaya menjaga stabilitas produksi pertanian, khususnya komoditas padi, Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso bersama POPT dan PPL melaksanakan Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada Kamis, 04 Desember 2025. Kegiatan ini berlokasi di lahan pertanian Kelompok Tani Darma Bakti II, Kelurahan Nangkaan, Kecamatan Bondowoso, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur.
Gerakan pengendalian difokuskan pada serangan OPT Blas, salah satu penyakit penting pada tanaman padi yang dapat menurunkan produktivitas jika tidak ditangani secara cepat dan tepat. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, ditemukan bahwa:
-
Intensitas serangan mencapai 22,2%
-
Luas hamparan yang dipantau: 5 hektare
-
Luas serangan: 0,5 hektare
-
Umur tanaman yang terserang: 35 HST
-
Luas lahan yang dilakukan pengendalian: 2 hektare
Untuk menekan perkembangan serangan penyakit Blas, tim lapangan menggunakan bahan pengendali AmistarTop (Azoksistrobin), fungisida yang efektif dalam menghambat pertumbuhan patogen penyebab penyakit. Penggunaan bahan pengendali ini dilakukan secara terukur dan sesuai rekomendasi teknis agar memberikan hasil maksimal serta tetap aman bagi lingkungan.
Kegiatan pengendalian ini dilaksanakan dengan dukungan serta pendampingan langsung dari Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dan Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso. Kehadiran para pendamping lapangan ini menjadi penting dalam memastikan tindakan pengendalian dilakukan secara tepat sasaran, efektif, dan sesuai standar pengendalian OPT terpadu.
Sebagai tindak lanjut, dilakukan pengamatan rutin untuk memantau perkembangan keadaan tanaman setelah dilakukan pengendalian. Pengamatan lanjutan ini bertujuan untuk memastikan bahwa serangan OPT dapat ditekan dan pertumbuhan tanaman kembali optimal hingga masa panen.
Gerakan Pengendalian OPT ini merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah bersama petani untuk menjaga keberlanjutan produksi padi, meningkatkan ketahanan pangan, serta mengurangi risiko kerugian petani akibat serangan penyakit tanaman. Dengan sinergi dan langkah cepat seperti ini, diharapkan hasil panen tetap produktif dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
